link2 dari google

Klik di sini untuk refresh halaman

Saturday, April 12, 2008

LAPAN and MACRES

Gives course about determining of fish forecasting ground

The course purpose is held on 31 March 2008 untill 11 April 2008. As the chief of remote sensing division in LAPAN, Mr Nurhidayat open the course in Training room of LAPAN Remote sensing division, Jakarta, on Monday ( the first day).

Member of this course is about 15 people (contain of staff from Macres, DKP, Diponegoro University and LAPAN). The material of the course is covered in theory understanding, Visiting Data product and distribution also to the earth resources station, field surveying in Indramayu, presentation and discussion, planning for collaboration in the future.
The lecturer mostly come from LAPAN staff but other come from DKP and Politeknik Pertanian negeri pangkep. This exhibition also to strengthen relationship between LAPAN and MACRES. LAPAN and MACRES also plan to do some workshops which be held in Malaysia which have been agreed to by the chief of MACRES.
More completed information you can see website in LAPAN or in MACRES

(LAPAN Public Relation/Hen)

Translate in Indonesia (ERMAPPER Tutorial)

Menggunakan formula, pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana menggunakan formula dalam ERMAPPER untuk melakukan operasi matematika pada satu atau lebih data citra. Kita akan mempelajari bagaimana untuk membuat dan mengubah formula dan menggunakan formula standard an fungsi formula dalam ERMAPPER.

Mengenai proses formula
Formula biasanya digunakan dalam pengolahan citra untuk mengekstrak/eksploitasi informasi yang terkandung dalam dua atau lebih band/kanal. Proses formula dapat berisi dari yang hanya operasi pengurangan data threshold sederhana sampai dengan kondisi pengujian/penyaringan kompleks yang berisi “if then else” untuk model raster spasial.

Proses formula adalah “operasi titik” dalam pengolahan citra karena formula-formula tersebut menggunakan fungsi matematika pada masing-masing piksel di citra.

Penggunaan formula yang umum terjadi dalam pengolahan citra ilmu bumi adalah:
 pengurangan dimensi dari data multiband (misal Principal Components Analysis(PCA))
 Ekstraksi informasi tematik dari data multiband (misal indeks vegetasi atau rasio avilyn (iron oxide)
 Peggabungan citra dengan karakteristik yang berbeda ( fusi data)
 Pemrosesan data yang sama pada cara yang berbeda dan mengkombinasikannya fitur spesifik yang tertutup (seperti fitur edge atau seismic azimuth)
 Mengisolasi kisaran data spesifik atau area geografis yang diinginkan dengan menggunakan threshold, region masking (daerah poligon) dan fungsi lainnya
 Koreksi untuk efek atmosfir, sudut sinar matahari, vinyet pada satelit optic atau data airbone

Proses formula dalam ERMAPPER

Banyak jenis dari transformasi data dapat diimplementasikan dalam ERMAPPER menggunakan proses formula. Ini termasuk dengan tresholding, penggabungan data, pembedaan data dan rasio, PCA, transformasi tasseled cap, derivative (turunan), dan lainnya.

Oleh karena formula adalah bagian dari proses algoritma maka kita dapat melihat hasilnya dalam sekejap (realtime) dan secara interaktif memodifikasi formula tersebut secara update. Sebaliknya produksi konvensional(tradisional) mengharuskan kita untuk menyimpan hasil proses dari formula ke suatu disk selain itu menyulitkan kita dalam melakukan eksperimen.


ER Mapper menyediakan kumpulan operator dan fungsi standar yang lengkap untuk direferensikan dalam formula. Kita juga dapat menggunakan statistic citra, fungsi special serta fungsi yang dapat kita definisikan sendiri dalam bahasa C.

Sunday, April 6, 2008

Palapa

From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search
For other uses, see Palapa (disambiguation).
Palapa was a series of communication satellites owned by Telkom, an Indonesian telecommunication company. Its well-known satellite is Palapa B2, which was launched from the Space Shuttle, but failed to reach orbit and was salvaged with a second Shuttle mission.

The program was started in February 1975, when the government of Indonesia awarded the contract for two satellites to Boeing. The name Palapa was chosen by president Suharto and means 'fruits of labor'.

The name Palapa also alludes to "Sumpah Palapa" the oath taken by Gajah Mada, a 14th century Prime Minister of the Javanese Majapahit Empire described in the Pararaton (Book of Kings). Gajah Mada swore that he would not taste any spice, as long as he had not succeeded in unifying Nusantara (the Indonesian archipelago). By referring to this ancient oath of unification, the Palapa satellite series was also identified as the modern means to unify Indonesia[citation needed].

As the first developing country to operate its own domestic satellite system in the mid seventies, Indonesia has consistently taken the steps necessary for developing its existing geostationary satellite system for multiple services, safeguarding its global orbital allocation on an equitable first come first served basis, and embracing emerging satellite communication systems (including non-geostationary ones) expected to yet emerge from their lingering stage.

Contents [hide]
1 Application
2 Series A
3 Series B
4 Series C
5 Telkom series
6 Series D
7 External links
8 Footnotes and Sources



[edit] Application
The generation of Palapa Satellite had been launched to fulfil the communication line in Indonesia that day by day keeps on increasing. Palapa Satellite becomes foundation continually for communication system in this biggest archipelago country. To make this satellite keep on working longer, high quality is needed. The type of microelectronic technology in this satellite determines the work of Palapa to run its task.

One of the applications is news broadcasting by digital satellite (DSNG). This technology has been developed for five years so that news in voice and video form are able to be broadcasted from one place to another. The development of technology is affected by the advance of satellite. To use DSNG application, TV broadcaster must rent minimum 9 MHz to delay video program or audio stereo with notification for a long term using.

For Broadcasting Satellite Services, Indonesia registered the connection line in the early 1990s to ITU. INDOSTAR-1 is a Broadcasting Satellite Service (BSS) system that has been set up and has run operationally since 1997.


[edit] Series A
Two identical satellites were built by Hughes (now Boeing Satellite Systems). Each of the HS-333 weighted 574 kg.

Palapa A1 July 8, 1976 Cape Canaveral, Pad LC-17A Delta-2914
Palapa A2 March 3, 1977 Cape Canaveral, Pad LC-17A Delta-2914


[edit] Series B

Astronaut Dale Gardner holds up a "For Sale" sign after Palapa B2 was recovered.Altogether four satellites of the second series were built. They were all of the type Hughes HS-376. When the launch of Palapa B2 failed, a third satellite was ordered. Originally named Palapa B3 and scheduled for STS-61-H, it was finally launched as Palapa B2P. Meanwhile Palapa B2 was retrieved by STS-51-A, refurbished and relaunched later as Palapa B2R.

Palapa B1 June 6, 1983 STS-7
Palapa B2 February 3, 1984 STS-41-B
Palapa B2P March 20, 1987 Cape Canaveral, Pad LC-17B Delta-3920 PAM-D
Palapa B2R April 13, 1990 Cape Canaveral, Pad LC-17B Delta-6925-8
Palapa B4 May 13, 1992 Cape Canaveral, Pad LC-17B Delta-7925-8

[edit] Series C
Two satellites of the HS-601 type were launched in 1996. As C1 had some battery problems, it became an insurance claim and Hughes bought back the satellite. With reduced availability it was then used by several other customers.

Palapa C1 February 1, 1996 Cape Canaveral, Pad LC-36B Atlas-2AS
Palapa C2 May 16, 1996 Kourou ELA-2 Ariane-44L H10-3

[edit] Telkom series
TELKOM-1 Augustus 21 1999 Kourou ELA-2 Ariane 42P Rocket
TELKOM-2 November 2, 2005 Kourou ELA-2 Ariane 5 ECA Rocket

[edit] Series D
In 2009, Indosat will launch the D series to replace Palapa C2. This US$ 200 million satellite will have more transponder than its predessesors (40 transponder, C2 only has 36). 40 % of its transponder will be used by Indosat for their own purpose while the other 60 % will be rented to others. It will be placed in the same orbit as the C2.

Indosat will use Palapa D for their broadband internet service (IM2) with Ku-band technology (12/14 GHz). In 2006, their total income increase about 12, 3 %. Hopefully, with the new satellite coming up, the company will earn more profit form multimedia, internet, and communication bussiness.

2007, June 29: Indosat Tbk order[1] to Thales Alenia Space Palapa-D, a Spacebus™ 4000B3, to be built in the Cannes Mandelieu Space Center, France

Palapa Ring

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari


PALAPA RING (Perkembangan Teknologi Kabel di Indonesia)

Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.

Daftar isi [sembunyikan]
1 Pendahuluan
2 Serat Optik
3 Palapa Ring
3.1 Sejarah
3.2 Deskripsi
3.3 Pembangunan Palapa Ring
4 Pranala luar
5 Referensi



Pendahuluan
Sistem komunikasi di era digital ini, menuntut adanya efisiensi dalam pengriman informasi dari narasumber kepada penerima. Efisiensi itu berupa kecepatan waktu dalam pengiriman pesan. Perkembangan komunikasi yang menuntut adanya efisiensi waktu ini, kemudian mendorong para ahli untuk menemukan teknologi-teknologi perantara baru yang dapat memfasilitasi keinginan-keinginan tersebut. Kabel menjadi salah satu benda yang disorot. Pengembangan tembaga menjadi serat optik menjadi salah satu temuan mutakhir yang meningkatkan efisiensi waktu dalam sistem komunikasi. Dengan serat optik, narasumber dapat mengirimkan informasi dengan kapasitas yang besar baik itu besaran data maupun kecepatan.

Perubahan yang fenomenal ini telah membawa sebuah revolusi dalam komunikasi. Dengan perubahan ini, keterbukaan informasi dapat memberikan dampak yang baik bagi bangsa dan negara. Melalui sistem komunikasi yang baik, pemerintah dan rakyatnya akan terhubung satu dengan yang lainnya dalam rangka saling memberikan masukan.


Serat Optik
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. Serat optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.

Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indeks bias lebih rendah dari pada core. Nantinya, bagian core ini akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi. Sebagai catatan, efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER atau Bit Error Rate. Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.


Palapa Ring
“Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Pulau Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa."

(Sumpah Palapa - Patih Gajah Mada)


Sejarah
Terinspirasi oleh sejarah bangsa, pemerintah Indonesia menggunakan “Palapa Ring” sebagai nama proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung bagi telekomunikasi nasional. Cikal bakal dari Palapa Ring adalah ”Nusantara 21” yang merupakan proyek awal pemerintah pada 1998. Namun, krisis ekonomi yang melanda Indonesia membuat proyek tersebut tidak berjalan. Januari 2005, pada ajang Infrastructure Summit I, wacana pembangunan infrastruktur telekomunikasi kembali mencuat ke permukaan.

Setelah Nusantara 21 tenggelam, muncul ide Cincin Serat Optik Nasional (CSO-N) yang diprakarsai oleh PT Tiara Titian Telekomunikasi (TT-Tel). Aplikasi tersebut merupakan jaringan kabel kasar bawah laut berbentuk cincin terintegrasi berisi frekuensi pita lebar yang membentang dari Sumatra Utara hingga Papua bagian barat dengan perkiraan panjang sekitar 25.000 km. Setiap cincin akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke titik lainnya di setiap kabupaten. Akses tersebut akan mendukung jaringan serat optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 gbps hingga 1.000 gbps di daerah tersebut.

Pemerintah kemudian mempopulerkan gagasan tersebut dengan nama Palapa O2 Ring. Akan tetapi karena mirip dengan merek dagang salah satu ponsel, pemerintah merubah nama proyek serat optik ini menjadi Palapa Ring.


Deskripsi
Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, sedangkan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.

Rencana pemerintah, Palapa Ring merupakan jaringan serat optik pita lebar yang berbentuk cincin yang mengitari tujuh pulau, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua, serta delapan jaringan penghubung dan satu cincin besar yang mengelilingi Indonesia baik lewat dasar laut atau pun lewat daratan.

Berdasarkan tulisan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi, Basuki Yusuf Iskandar, pada Desember 2007, “Perkembangan Teknologi Komunikasi”, manfaat Palapa Ring bagi pembangunan Indonesia adalah :

ketersediaan layanan komunikasi dari voice hingga broadband sampai seluruh kota/kabupaten
akan terjadi efisiensi investasi yang akan mendorong tarif telekomunikasi semakin murah
terjadi percepatan pembangunan dalam sektor komunikasi khususnya di Indonesia Bagian Timur, dan akan mendorong bertumbuhnya varian penyelenggara jasa telekomunikasi dan jasanya.
keberadaan aplikasi seperti distance learning, telemedicine, e-goverment, dan aplikasi lainnya, dapat diimplementasikan hingga mencapai kota/kabupaten.
Sebagai tambahan, harapan pemerintah adalah setelah pembangunan Palapa Ring selesai, kapasitas e-learning sebesar 155 mega meningkat hingga 300 giga.


Pembangunan Palapa Ring
Sebelumnya, proyek Palapa Ring dimulai dengan penandatangan hasil konsorsium untuk pembangunan jaringan serat optik di Kawasan Indonesia Timur (KIT) pada Jumat 5 Juli 2007 oleh tujuh operator telekomunikasi. Perusahaan operator telekomunikasi yang terlibat itu PT Bakrie Telecom Tbk, PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Indosat Tbk, PT Infokom Elektrindo, PT Macca System Infocom, PT Powertek Utama Internusa, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Pembangunan serat optik di KIT adalah sepanjang 10.000 kilometer yang dimulai pada 2008 dan memakan biaya Rp 4 triliun.

Setelah itu, tender Palapa Ring skala nasioanal dibuka kembali oleh pemerintah pada Oktober 2007 yang sebelumnya di dahului oleh penyelesaian dokumen tender pada September. Setelah penandatanganan kontrak dengan para pemenang tender pada November 2007, pembangunan dilakukan pada pertengahan 2008 dan diprediksikan selesai 2013.

Investasi pembangunan Palapa Ring sepenuhnya berasal dari operator telekomunikasi anggota konsorsium, tidak ada dana yang berasal dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN). Dalam proyek pembangunan Palapa Ring tersebut porsi investasi Telkom sebesar 40%, sedangkan anggota konsorsium lainnya sebesar 13,3%, kecuali satu anggota konsorsium sekitar 6,4%. Dengan penyertaan dana 40%, Telkom mendapatkan kuota kapasitas terbesar yakni setara 40 Gbps dari total kapasitas Palapa Ring sekitar 85 Gbps. - doc.ai -